Selama ini tentunya kita banyak memakai kebutuhan rumah tangga
atau consumer goods yang mengandung bahan kimia, seperti sabun, shampoo, bahkan
kosmetik. Kita tentunya beranggapan itu
sangat bermanfaat dan cenderung tidak berbahaya. Tapi tahukah anda bahwa banyak
sekali kebutuhan rumah tangga yang kita anggap aman ternyata mengandung bahaya
bagi kesehatan kita? Mari kita telaah lebih lanjut.
1. 1. Bahaya LAS dalam deterjen
Deterjen merupakan
hasil sampingan dari proses penyulingan minyak bumi yang diberi berbagai
tambahan bahan kimia tambahan lainnya. Deterjen
pertama kali muncul dan mulai diperkenalkan ke masyarakat sekitar tahun 1960-an
dengan menggunakan bahan kimia pengaktif permukaan (surfaktan) Alkyl Benzene Sulfonat
(ABS) sebagai penghasil busa.(Wikipedia, 2009).
Pada awalnya inovasi yang dianggap cemerlang ini
mendapatkan respon yang menggembirakan. Namun seiring berjalannya waktu, ABS
setelah diteliti lebih lanjut diketahui mempunyai efek buruk terhadap lingkungan
yaitu sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Sisa limbah deterjen yang dikeluarkan setiap hari oleh rumah tangga akan
menjadi limbah berbahaya dan mengancam stabilitas lingkungan hidup kita.
Beberapa negara di dunia secara resmi telah melarang
penggunaan zat ABS ini dalam pembuatan deterjen
dan memperkenalkan senyawa kimia baru yang disebut Linier Alkyl Sulfonat, atau
lebih sering jika kita lihat di berbagai label produk deterjen yang kita pakai dengan nama LAS yang relatif lebih ramah
lingkungan. Akan tetapi penelitian terbaru oleh para ahli menyebutkan bahwa
senyawa ini juga menimbulkan kerugian yang tidak sedikit karena menurut data
yang diperoleh dikatakan alam lingkungan kita membutuhkan waktu selama 90 hari
untuk mengurai LAS dan hanya 50% dari keseluruhan yang dapat diurai.
Efek paling nyata yang disebabkan oleh limbah deterjen rumah tangga adalah
terjadinya eutrofikasi (pesatnya pertumbuhan ganggang dan enceng gondok).
Limbah deterjen yang dibuang ke
kolam ataupun rawa akan memicu ledakan pertumbuhan ganggang dan enceng gondok
sehingga dasar air tidak mampu ditembus oleh sinar matahari, kadar oksigen
berkurang secara drastis, kehidupan biota air mengalami degradasi, dan unsur
hara meningkat sangat pesat. Jika hal seperti ini tidak segera diatasi,
ekosistem akan terganggu dan berakibat merugikan manusia itu sendiri.
Selain merusak lingkungan alam, efek buruk deterjen yang dirasakan tentu tak
lepas dari para konsumennya. Dampaknya juga dapat mengakibatkan gangguan pada
lingkungan kesehatan manusia. Saat seusai kita mencuci baju, kulit tangan kita
terasa kering, panas, melepuh, retak-retak, gampang mengelupas hingga
mengakibatkan gatal dan kadang menjadi alergi.
Deterjen juga sangat berbahaya bagi lingkungan karena dari
beberapa kajian menyebutkan bahwa deterjen
memiliki kemampuan untuk melarutkan bahan bersifat karsinogen, misalnya 3,4
Benzonpyrene, selain gangguan terhadap masalah kesehatan, kandungan detergen dalam air minum akan
menimbulkan bau dan rasa tidak enak.
Dalam jangka panjang, air minum yang telah
terkontaminasi limbah deterjen berpotensi sebagai salah satu penyebab penyakit
kanker (karsinogenik). Proses penguraian deterjen akan menghasilkan sisa benzena yang apabila bereaksi
dengan klor akan membentuk senyawa klorobenzena yang sangat berbahaya. Kontak
benzena dan klor sangat mungkin terjadi pada pengolahan air minum, mengingat
digunakannya kaporit (dimana di dalamnya terkandung klor) sebagai pembunuh
kuman pada proses klorinasi.
2.
Bahaya
Triclosan dalam sabun, pasta gigi, deodoran, dan kosmetik
Para peneliti kini tengah
mewaspadai bahaya dari bahan kimia bernama triclosan. Bahan kimia anti bakteri
ini banyak dijumpai dalam sabun, deodoran, obat kumur, pasta gigi, bahkan
mainan dan kantong sampah. Sebuah penelitian menemukan bahwa senyawa tersebut
ternyata dapat merusak fungsi otot.
Para ilmuwan di University of
California, Davis dan University of Colorado meneliti sel-sel otot jantung dan
otot rangka yang terkena triclosan dalam tabung uji. Setelah diberikan
stimulasi listrik untuk membuat otot berkontraksi, ternyata triclosan merusak 2
protein yang penting dalam kontraksi otot. Akibatnya, sel otot rangka dan
jantung tidak berfungsi dengan baik.
Tim ini kemudian menguji efek
triclosan kepada 2 hewan hidup. Pertama adalah seekor tikus yang dibius dengan
bahan kimia tersebut. Hasilnya ternyata tikus mengalami penurunan fungsi
jantung sebanyak 25 persen dalam waktu 20 menit.
Untuk meniru efek triclosan
dalam lingkungan laut, para peneliti juga memberikan bahan kimia tersebut
kepada ikan kecil di dalam air selama 7 hari. Hasilnya, ikan yang terkena
triclosan kemampuan berenangnya berkurang secara signifikan dibandingkan ikan
tanpa triclosan. Hasil temuan ini dilaporkan dalam Proceeding National Academy of
Sciences.
"Kami telah menemukan bahwa
triclosan berpotensi merusak fungsi otot dengan cara mengganggu sinyal 2
protein yang penting secara fundamental. Nampaknya instansi pemerintah harus
mempertimbangkan kembali apakah bahan ini diperbolehkan dalam produk konsumen,"
kata peneliti Isaac Pessah seperti dilansir Live Science, Selasa (14/8/2012).
Meskipun demikian, para peneliti
juga menggarisbawahi pentingnya pengujian lebih lanjut untuk memahami efek
kimianya pada manusia. Di luar potensinya yang berbahaya, efektivitas sabun
yang mengandung triclosan juga masih diperdebatkan.
Sementara regulator makanan dan obat Amerika, FDA,
menyebut kadar triklosan dalam produk kosmetik tetap aman. Alasannya, karena
dosis yang disuntikkan pada tikus untuk uji coba lebih tinggi dari yang
terpapar pada manusia.
3. Bahaya Phtalate dan Paraben pada
Kosmetik
Sebuah penelitian yang dilakukan Enviromental Working Group
(EWG) terhadap sampel darah dan urine pada 20 remaja putri usia 14-19 tahun
menunjukkan adanya kandungan bahan berbahaya. Sebagian merupakan pemicu kanker,
sebagian lagi bisa mempengaruhi keseimbangan hormonal. Para peneliti
mengidentifikasi tak kurang dari 16 jenis senyawa berbahaya yang diyakini
berasal dari kosmetik baik berupa bedak, parfum dan sebagainya. Ke-16 bahan
berbahaya itu lantas dikelompokkan ke dalam 4 golongan.
Berikut ini adalah 2 golongan bahan berbahaya yang dimaksud :
· Phthalate
Bahan ini dugunakan juga dalam pembuatan plastik untuk memberi
sifat elastis atau lentur. Dampaknya bagi kesehatan jika terhirup atau tertelan
dalam kadar tertentu adalah memicu gangguan sistem reproduksi, asma dan alergi.
Dalam kosmetik, phthalate digunakan sebagai pelarut tambahan dalam berbagai
produk wewangian.
·
Paraben
Senyawa yang memiliki nama lain parahydroxybenzoic dan
digunakan juga sebagai pengawet dalam mie instant ini punya efek samping jika
digunakan melebihi ambang batas keamanan. Karena sifatnya mirip dengan hormon
esterogen, di dalam tubuh akan memicu ketidakseimbangan yang bisa meningkatkan
risiko kanker payudara. Dalam kosmetik, paraben sering digunakan sebagai
campuran sabun, sampo, pasta gigi dan deodoran. Meski jarang, kontak langsung
dengan kulit juga bisa menyebabkan alergi pada orang yang sensitif.
4.
Bahaya bahan Kimia pada Perabot
Rumah Tangga
The European Environment Agency (EEA) memperingatkan kandungan bahan kimia dalam perabot rumah tangga bisa menyebabkan peningkatan risiko kanker, diabetes, obesitas dan menurunnya fertilitas.
Bahan kimia dalam produk perabot yang Anda gunakan sehari-hari
bisa jadi kandungannya mengganggu endokrin sehingga mempengaruhi sistem hormon.
Jacqueline McGlade, Direktur Eksekutif EEA mengatakan”Penelitian
yang dilakukan dalam beberapa dekade terakhir menunjukkan bahwa gangguan
endokrin merupakan suatu masalah nyata yang berdampak serius bagi kehidupan.” Bahan
kimia tersebut larut ke dalam makanan, diserap oleh tubuh, lalu
menyebabkan masalah perkembangan saraf.
Akhir-akhir ini, terjadi pertumbuhan penyakit yang cukup
signifikan seperti kanker payudara, kanker prostat, penurunan kesuburan dan
diabetes. Pertumbuhan penyakit ini terkait dengan meningkatnya campuran bahan
kimia dalam produk yang digunakan masyarakat secara luas.
Perabot rumah berbahan kimia terkait dengan munculnya penyakit.
Bahan kimia itu akan berdampak buruk bagi tiroid menimbulkan masalah kekebalan
tubuh, reproduksi, sistem saraf, dll.
Dari penjelasan bahaya-bahaya bahan kimia dalam rumah tangga
diatas kita diingatkan untuk lebih berhati-hati. Memang mustahil rasanya jika
kita berusaha untuk tidak menggunakan bahan-bahan diatas karena pada dasarnya
bahan-bahan tersebut sangat bermanfaat untuk kita. Salah satu usaha kita untuk
mengurangi dampak buruk yang disebabkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam
kebutuhan rumah tangga ini adalah dengan memakainya secara wajar, artinya tidak
berlebihan. Misalnya dengan lebih menerapkan jiwa bersih agar kita tidak
terlalu sering mencuci pakaian. Tentunya langkah kecil kita dapat berpengaruh
untuk masa depan kita dan lingkungan kita bukan? Jadi, mengapa tidak?
-Alfia, dari
berbagai sumber-
teriamakasih banyak... ternyata ada dampak burknya ya...
BalasHapus