Minggu, 28 Oktober 2012

all about sahabat

Awalnya cuma terinspirasi untuk membuat note ini dengan membaca sebuah tulisan, ya tepatnya status di facebook temanku.


Well, emang ada persahabatan yang akhirnya patah seperti cinta? awalnya aku tidak pernah berfikir ada, sampai akhirnya sesuatu hal menyadarkanku, tidak semua persahabatan bisa abadi, entah itu karena aku ataupun dia menemukan sahabat yang baru, atau karena memang tidak ada lagi alasan yang membuat aku dan dia tetap bersahabat.




seperti gambar diatas,
hanya sahabat yang sebenarnya yang bisa menangis bersama kita

ya, rupanya memang benar. Buktinya, sangat sulit sekali kan mencari sahabat yang bisa menangis saat melihat aku menangis, atau setidaknya menangis karena sesuatu melukai hatiku. Lalu bagaimana dengan sahabat yang hanya mendengarkanku menangis? Jangan salahkan dia, aku tak bisa memaksakan untuk menangis jika aku tak mau menangis, benar bukan?

Suatu malam aku pernah menangis pada sahabatku, dia mendengarkannya. Aku tak tahu apakah dia benar-benar mendengarkan, memahami, atau sekedar diam mendengarnya, tapi yang pasti sahabat itu pergi, entah kemana, mungkin mencari arti bahagia sesungguhnya dari persahabatan yang dia dapat BUKAN DARIKU.

Oke, aku terlalu egois, karena sebetulnya bagiku, kehilangan sahabat itu amat menyedihkan, seperti salah satu kebahagiaanmu direbut begitu saja, seperti sesuatu merebut tawa yang seharusnya keluar dari mulutku.




Aku percaya, memang hanya sahabat yang sesungguhnya yang mampu meninggalkan jejak dihatiku dan tinggal selamanya disitu. Tapi apakah dengan tertinggalnya jejak dalam hatiku, sahabat-sahabat yang sesungguhnya itu akan tetap selamanya ada di hidupku? apakah itu juga akan membuat aku juga ada dihatinya? Tentu saja belum tentu seperti itu. Aku yakin betul, persahabatan sama dengan percintaan dalam hal ini. Kalau hanya jejaknya yang ada di hati kita, berarti persahabatan kita bertepuk sebelah tangan bukan?



Ya, tetap saja, jika tetap aku sendiri yang merasa, apa gunanya?



Satu lagi hal yang membuat sahabat sama dengan cinta. Sahabat, yang penting bukan yang pertama hadir, tetapi yang hadir dan tak pernah meninggalkan. Bedanya sahabat tidak perduli dia laki-laki ataupun perempuan. Itu lebih spesial dan lebih hebat dari cinta bukan? Ya, selain cinta pada keluarga dan sahabat, tidak mungkin kan aku mencintai seseorang tidak perduli dia laki-laki atau perempuan? Itulah kelebihan sahabat, sahabat itu luas, tak mengenal jenis kelamin, status, sifat, ataupun hal lain yang terkadang bisa menghalangi hubungan cinta.

Seperti cinta pula, sahabat pertama memang akan aku kenang, entah dia masih ada, masih menjadi sahabatku atau tidak. Tapi memang kini yang paling penting buatku adalah sahabat yang tidak akan pernah meninggalkan. Untuk apa aku mempunyai sahabat jika hanya singgah sebentar lalu meninggalkanku bersama kenangan-kenangan yang mebuat hati perih.

Lalu bagaimana...

 

Heeyy, coba fikirkan lagi, karena hal apa sahabat aku sebut pengkhianat? Karena keegoisanku? Karena keinginanku untuk tetap memiliki sahabat?

Memang rumit dan membingungkan rasanya jika aku selisih paham dan bertengkar dengan sahabat. Tapi apa hakku menyebutnya pengkhianat? Dia sahabatku, berarti sepengkhianat apapun dia menurut orang lain, aku tetap tak pantas menyebutnya sahabat bukan? Jika aku tetap ingin menyebutnya pengkhianat, untuk apa dahulu aku menyebutnya sahabat?

Katakan saja, meskipun dia mengkhianatiku, aku tetap menginginkannya menjadi sahabatku..


Saat aku benar-benar benci, menganggap sahabatku sendiri adalah pengkhianat, dan ingin meninggalkan semuanya, kenangan-kenangan indah bersamanya memang hilang, lenyap, dibakar, dihanguskan oelah api kebencianku sendiri. Tapi, saat semua perasaan beku dihatiku mulai mencair, aku tak sedikitpun bisa memungkiri, kenangan itu selalu ada, bahkan selalu menemani dalam setiap denyut nadi dan aliran darahku. Takkan terganti, itu sahabat. Sahabat baru takkan bisa menggantikan sahabat lama, tapi akan sama-sama berdiri di barisan depan orang-orang terpenting dalam hidupku.



Ya, persahabatan selalu membuatku rindu, rindu detik-detik bersama sahabat-sahabatku. Setuju dengan pendapat persahabatan lebih baik dari percintaan, karena terkadang percintaan hadir karena persahabatan..


Tepat sekali, saat aku dalam masalah, sahabat yang baik tidak akan bertanya apa yang bisa dia lakukan untukku, tetapi akan berfikir sesuatu yang tepat dan melakukannya. Tak akan bertanya apa yang aku inginkan, tetapi melakukan apa yang aku butuhkan.


Saat aku mencari seseorang saat kau membutuhkan tempat untuk bersandar, saat aku merasa orang itu mampu memberikanku sebuah harapan yang manguatkan hati rapuhku, jujur dan selalu mengatakan hal yang sebenarnya terjadi, bukan hal yang seharusnya terjadi, maka seseorang itulah SAHABATKU..


Aku benar-benar akan memberitahunya, jalan satu-satunya membuat persahabatan tetap abadi selamanya. hanya satu hal saja, INGAT. Ingatlah semua yang aku dan dia lakukan bersama..

 

Persahabatan bukanlah bagaimana aku melupakan, tapi bagaimana aku memaafkan
buakn bagaimana aku mendengarkan, tapi bagaimana aku memahami
bukan bagaimana aku melihat, tapi bagaimana aku merasakan
bukan bagaimana aku melepaskan, tapi bagaimana aku menggenggamnya...


Aku cinta sahabat...


Tapi aku berharap sahabat bukan hanya khayalan bagiku, bukan hanya bayangan yang sepertinya menemaniku, tetapi hilang seketika...


Jika persahabatanku memang tidak bertepuk sebelah tangan,
aku akan mencoba dan berusaha keras menjaganya..
ada saat dia kesepian,
menjadi tawa dalam tangisnya,
menjadi senyumannya,
menjadi SAHABATnya....


LOVE YOU SAHABAT...

Ya, KAMU! KAMU yang sengaja ku buat membaca tulisan tak berartiku ini..


SAYANG KALIAN SEMUA..
SAHABAT...

alfialwayz

1 komentar: