Jumat, 18 Juni 2010

aku hanya ingin bercerita saja, Diary..

         Entah kenapa beberapa hari terakhir ini perasaanku kacau, entah efek dari datang bulan sejak seminggu yang lalu ataukah memang banyak yang terjadi di kehidupanku beberapa hari ini.


         Fikiranku terus melayang sejak seminggu yang lau menjalani terapi. Sang terapis yang tak mau memberitahukanku apa penyebab sakit pundak yang ku alami beberapa tahun ini membuatku terus berfikir. Belum lagi pertanyaannya tentang apa yang ku fikirkan dan yang aku inginkan yang menyebabkan aku menderita beberapa keluhan penyakit, justru pertanyaan itu yang semakin membuatku penasaran ada apa dengan tubuh dan fikiranku ini.

         Aku memang terbiasa dengan batuk dan nafas yang terengah-engah karena penyakit ashma yang aku derita sejak SD, tapi kali ini lain, batuknya terus menempel di tenggorokanku hampir satu bulan. Memang ada kekhawatiran tentang penyakit yang pernah di derita adik dan beberapa orang temanku. Tapi sungguh, aku masih optimis bahwa ini bukan karena hal itu.


         Kali ini yang lebih memenuhi otakku adalah mengapa aku sering sakit dan pegal di bagian pundak. Awalnya memang aku membiarkan hal ini, karena aku menganggap ini hanyalah pegal-pegal biasa karena aku terlalu sering menunduk, duduk di depan komputer, atau pun kebiasaan buruk lainnya. Tapi, mengapa teman-temanku tak mempunyai keluhan yang sama denganku? Padahal aktivitas mereka pun tak jauh berbeda denganku.


         Ya, aku teringat penyakit yang dulu sempat menempel di tulang belakangku, skoliosis. Aku memang menganggapnya penyakit dan bisa sembuh, walaupun akhirnya harus ku ketahui bahwa itu adalah kelainan yang akan terus diidap oleh semua orang yang pernah mengidapnya.


         Air mataku terus menetes saat semua yang ku baca di internet mengenai skoliosis sangat jauh dari apa yang ku perkirakan. Kelainan seumur hidup, gips, operasi, semuanya selalu di ungkap disana.
Tapi aku hanya sakit pundak kan? Tidak pernah ku alami sakit pinggang atau pun sakit punggung yang mengindikasikan tulang belakangku skoliosis. Tinggi bahu dan panggulku rata.


         Aku yakin aku tidak seperti orang-orang yang aku baca pengalamannya di internet. Aku normal, aktivitasku juga normal, aku hanya sakit ashma dan sering sakit pundak saja.Tapi aku hanya penasaran, bagaimana mungkin skoliosis yang pernah disebutkan dokter padaku saat aku berumur 12 tahun bisa hilang? Bagaimana mungkin tulang yang telah bengkok bisa lurus kembali? Ataukah memang tulang belakangku hanya bengkok sedikit dan tidak separah yang lain? Ataukah dokter salah melihat dan menyebutkan bahwa aku mengidap skoliosis? Aku harap yang terakhir adalah jawabannya...

         Ini bukan cerita sedih, sekali lagi bukan. Bukan pula keluhanku. Ini hanya rasa penasaran saja. Wajar kan kalau aku penasaran?

         Aku hanya tak ingin membiarkan batuk, sesak, dan sakit pundakku terus ada. Ya, memang batuk dan sesak penyebabnya ashma dan tidak bisa selamanya hilang. Tapi aku ingin lebih baik saja. Supaya aku bisa lari sepuasnya seperti yang lain. Dan yang paling penting, aku hanya ingin melihat catatan dokter bahwa aku TIDAK skoliosis. Aku ingin di rontgen.

1 komentar:

  1. ya, kamu rongent lagi aja. mungkin km derajatnya kecil, jadi g nampak dari luar (panggul lurus, etc). aku juga gitu waktu masih dibawah 30 derajat. tapi lama2 lebih nampak. apalagi sekarang udah 55 derajat. btw, aku nulis tentang scoliosis di blog aku. baca ya :)

    BalasHapus